Datangkan Koresponden Tempo, UKPKM Tegalboto Gelar Pelatihan Jurnalisme Investigasi

Jember, tbpers.com – Unit Kegiatan Pers Kampus Mahasiswa Tegalboto (UKPKM Tegalboto) menggelar acara rutin Pelatihan Jurnalisme Tingkat Lanjut (PTJL) dengan usungan tema “Jurnalisme Investigasi yang Berdampak: Merajut Watchdog Journalism” di Gedung Mas Soerachman Universitas Jember (Unej). Hadir sebagai pemateri, Koresponden Tempo dan Pemred Idealoka.com sekaligus alumni dari Sastra Inggris FIB Unej. Kegiatan dimulai sejak pukul 08.17 hingga sore menjelang pada Sabtu, 20 Mei 2023.

Kegiatan ini diinisiasi atas kebutuhan terhadap pengetahuan metode investigasi dalam menghasilkan berita. Sehingga memungkinkan untuk menjalankan fungsi jurnalisme dalam negara demokrasi. Dalam sambutannya, ketua panitia, Erninda Puji Agustin, menegaskan bahwa tujuan utama jurnalisme investigasi adalah memeriksa kekuasaan, mendorong transparansi, dan memberikan informasi yang relevan kepada masyarakat untuk menghasilkan perubahan sosial atau reformasi.

“Karena posisinya yang integral, dalam watchdog journalism inilah kita akan belajar jurnalisme investigasi demi menjalankan tugas sebagai pilar keempat demokrasi,” urainya.

Didampingi Dwi Khusnul Umayanti sebagai moderator, Ishomuddin mulai menyajikan materinya dengan berdialog dengan peserta yang hadir. Ia menanyakan rekam jejak pengalaman masing-masing peserta dalam menghasilkan berita. Beberapa peserta menceritakan pengalamannya memproduksi berita, termasuk seorang peserta dari Fakultas Hukum Unej yang menceritakan keterlibatannya meliput salah satu kasus tambang di Jember.

Pemateri, Ishomuddin (kanan) sedang memaparkan materi dalam acara Pelatihan Jurnalistik Tingkat Lanjut (PJTL) yang diselenggarakan oleh Unit Kegiatan Pers Kampus Mahasiswa Tegalboto (UKPKMTegalboto) di Gedung Mas Soerachman pada Sabtu, 20 Mei 2023. (TB/Rizky Alfi)

Jurnalisme investigasi diuraikan Ishomuddin dimulai dengan menelusuri pengertian tentang investigasi. Ia menyitasi pengertian investigasi dari Cambridge Dictionary bahwa investigasi adalah tindakan atau proses memeriksa kejahatan masalah, pertanyaan, dan lain-lain secara hati-hati, terutama untuk menemukan kebenaran. Tak berhenti di situ, Ishomuddin membawa pengertian investigasi secara lengkap dengan merujuk ke sumber lain seperti Oxford Learners Dictionaries, Merriam Webster Dictionary, dan genealogi terminologis dari kata investigasi.

Adapun pengertian dari jurnalisme investigasi yang dipaparkan Ishomuddin merujuk pada The Global Investigative Journalism Network adalah suatu penelitian dan laporan yang sistematis, mendalam, dan asli, seringkali melibatkan penggalian rahasia. Yang lain mencatat bahwa praktiknya sering melibatkan penggunaan catatan dan data publik yang berat/banyak, dengan fokus pada keadilan sosial dan akuntabilitas. Walaupun demikian, Ishomuddin menampik kalau metode investigasi dalam pemberitaan hanya tertentu pada peristiwa dengan nilai berita tertentu saja.

“Semua peristiwa yang memiliki nilai berita dapat diteliti menggunakan metode jurnalisme investigasi, mulai dari persoalan sederhana di lingkungan masyarakat, hingga kasus yang lebih berat seperti penyalahgunaan kekuasaan dan rekayasa kasus hukum,” terangnya.

Para peserta sedang menyimak paparan materi dalam Pelatihan Jurnalistik Tingkat Lanjut (PJTL) yang diselenggarakan Unit Kegiatan Pers Kampus Mahasiswa Tegalboto (UKPKM Tegalboto) di Gedung Mas Soerachman pada Sabtu, 20 Mei 2023. (TB/Rizky Alfi)

Bahasan berlanjut ke tahapan dalam kerja peliputan investigasi. Pertama, mencari ide liputan. Ide liputan yang dapat dijadikan liputan investigasi  dapat bersumber dari pemberitaan media dan sumber bacaan buku, jurnal, artikel, dan sejenisnya. Kedua, meriset. Mengakumulasi data dan informasi yang proporsional dengan kebutuhan isu/tema baik secara kualitatif maupun kuantitatif. Ishomuddin juga menekankan pentingnya memilih sumber informasi dengan selektif, kompeten, dapat dipercaya, dan bisa dipertanggungjawabkan secara hukum. Pencarian data dalam riset juga termasuk melakukan survei dan kuisioner.

Ketiga, menyusun dokumen induk yang berisi catatan mengenai latar belakang, hipotesis, analisis, wawancara, hingga struktur tulisan dan visualisasi data. Menurutnya, penyusunan dokumen induk ini sebagai upaya tim agar tetap fokus pada isu atau tema yang diangkat. Keempat, mencari data dan informasi penting dari informan. Kelima, mengobservasi lokasi, kemudian keenam berupa wawancara, dalam hal ini alat perekam seperti tape recorder diperlukan sebagai bukti. Ketujuh, transkripsi hasil dari wawancara untuk dilaporkan dengan persis dan menghindari salah persepsi.

Kedelapan, merencanakan struktur tulisan. Tahap ini dapat pula disajikan di dalam dokumen induk. Kesembilan, kegiatan penyuntingan untuk menghindari kekeliruan pemakaian bahasa seperti, tipo atau kalimat yang tidak efektif yang mengacu pada KBBI dan pedoman ejaan resmi yang dikeluarkan Badan Bahasa. Kesepuluh, memvisualisasikan data ke dalam tabel atau sejenisnya. Kesebelas, mengonsep foto atau ilustrasi supaya sesuai dengan dengan fakta atau memiliki relevansi dengan tema atau isu. Terakhir adalah menentukan bentuk karya dan media penerbitan. Laporan investigasi selain berupa tulisan, dapat juga berbentuk audio (radio) dan audiovisual (video/televisi). Pemilihan media terbitan meliputi koran, majalah, buletin, website, radio, televisi, atau media lainnya.

Hal penting yang tidak boleh terlewatkan terkait dengan pemberitaan berbentuk investigasi ini adalah kode etik jurnalisme dan advokasi hukum bagi jurnalis. Penggunaan metode investigasi untuk pengungkapan kasus-kasus yang rahasia dan tertutup, jurnalis rawan menerima tindakan semena-mena dan kriminal dari oknum-oknum yang merasa kepentingannya diusik. Menurut Ishomuddin, sebaiknya pemberitaan jenis ini dikonsultasikan kepada bagian hukum seperti LBH dan AJI guna mengantisipasi gugatan hukum pada isi karya jurnalistik atau terjadi ancaman pada tim yang terlibat dalam peliputan dan penulisan karya jurnalisme investigasi.

Satria Gading, seorang mahasiswa Ilmu Sejarah FIB Unej, melayangkan pertanyaan mengenai kesulitannya dalam melakukan investigasi dan bagaimana upayanya menghadapi berbagai tantangan tersebut. Ishomuddin menyebut kesulitan yang ia alami ketika melakukan investigasi adalah pada saat pada saat pencarian data.

“Karena di Indonesia memang masih kurang dalam pengelolaan data,” ungkap seorang jurnalis yang memiliki sertifikasi trainer jurnalisme data dari AJI itu.

Seusai tanya-jawab berlangsung, acara dilanjutkan dengan latihan analisis terhadap karya jurnalistik investigasi yang disajikan pemateri. Tiga kelompok dibentuk untuk mendiskusikan dan membedah sajian karya jurnalistik yang diberikan. Satu jam setelah jeda ishoma, dilanjutkan dengan presentasi hasil analisis sebelum berangkat pada penyajian materi kedua mengenai Web Scrapping dan pelatihan pembuatan dokumen induk untuk kemudian dipresentasikan.

Peserta sedang mempresentasikan hasil analisisnya dalam Pelatihan Jurnalistik Tingkat Lanjut (PJTL) yang diselenggarakan Unit Kegiatan Pers Kampus Mahasiswa Tegalboto (UKPKM Tegalboto) di Gedung Mas Soerachman pada Sabtu, 20 Mei 2023. (TB/Rizky Alfi)

Penyajian Web Scraping ini bertujuan guna memberi pengetahuan dan keterampilan kepada peserta dalam mengumpulkan data dari halaman web secara otomatis. Penguasaan web scrapping ini dimaksudkan supaya dapat mengakses dan mengekstraksi informasi yang dibutuhkan dari berbagai sumber web dengan efisien dan akurat. Selain itu, pelatihan membuat dokumen induk sebagaimana disebut urgensinya di awal, dapat membantu tim untuk tetap fokus dalam bahasan isu dengan rancangan penulisan yang dibentuk. Diskusi mengenai hasil dari dokumen induk bersama penyaji berlangsung alot. Meskipun begitu, dari awal acara penyaji tetap interaktif dengan peserta.

Para peserta, tamu undangan, panitia, pembina, dan pemateri melakukan foto bersama seusai acara pembukaan Pelatihan Jurnalistik Tingkat Lanjut (PJTL) yang diselenggarakan Unit Kegiatan Pers Kampus Mahasiswa Tegalboto (UKPKM Tegalboto) di Gedung Mas Soerachman pada Sabtu, 20 Mei 2023. (TB/Rizky Alfi)

Pelatihan jurnalistik tingkat lanjut ini berakhir pada pukul 16.00 setelah pemberian cinderamata kepada penyaji. Hadir pula memberi sambutan, pembina UKPKM Tegalboto, Rokhani. Dalam sambutannya, ia tidak mengira PJTL yang bertema demikian dapat diselenggarakan bertepatan dengan Hari Kebangkitan Nasional.

“Harapannya semoga rangkaian acara ini dapat diikuti dengan senang dan dapat bermanfaat ilmu yang telah diperoleh nantinya,” tandas dosen Fakultas Pertanian itu.

 

Editor: Rizqi Hasan

Leave a Reply