Relawan Kampoeng Batja Kembali Membuka Lapak Baca di Alun-Alun Jember

Tegalboto – Sabtu (24/4) malam hari, Relawan Kampoeng Batja akhirnya berhasil mendapatkan izin untuk membuka lapak baca di Alun-alun Jember.  Kegiatan tersebut akan dilaksanakan keesokan harinya (hari ini), bersamaan dengan Car Free Day (CFD.)  Tentunya dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan.

“Besok pagi kita buka lapak di CFD. Silahkan bergabung jangan lupa pakai masker.”  Tutur salah satu perwakilan Relawan Kampoeng Batja mengkonfirmasi kegiatan mereka.

Relawan Kampoeng Batja merupakan julukan bagi tiap individu yang secara sukarela membantu menggerakkan literasi yang berpusat di Kampoeng Batja, sebuah taman baca masyarakat yang terletak di Jalan Nusa Indah, Jemberlor, Patrang, Kabupaten Jember.  Di tangan Iman Suligi, taman baca tersebut berdiri dan mengalami beberapa perubahan sejak 1978, hingga akhirnya ditetapkan sebagai Kampoeng Batja pada 2010 silam.

Bersama relawan lain, Iman aktif mengadakan beberapa kegiatan, seperti pengadaan peminjaman buku secara kolektif, podcast bersama, dan Relawan Kampoeng Batja On-Air yang disiarkan melalui radio RRI Jember.  Selain itu, terdapat kegiatan lapak baca yang sempat terhenti pada 2020 lalu.  Hal tersebut dikarenakan wabah covid-19 yang merebak di Kabupaten Jember dan menyebabkan penutupan akses ke sejumlah tempat umum, seperti Alun-alun Jember.

Sebulan yang lalu, tepatnya pada 6 Maret 2021, melalui apel pengawasan physical distancing di halaman kantor bupati, Ir. H. Hendy Siswanto selaku Bupati Jember, mencabut kebijakan mengenai penutupan akses ke sejumlah tempat-tempat umum, khususnya ke Alun-alun Jember pada jam tertentu tiap hari Jum’at, Sabtu, dan Minggu.  Bupati Jember menilai ada penurunan angka kasus yang jauh lebih baik dari sebelumnya dengan tetap melakukan pengawasan sesuai protokol kesehatan.

Kabar tersebut menjadi  lampu hijau bagi Relawan Kampoeng Batja yang berencana kembali melaksanakan lapak baca pada Minggu (18/4) lalu.  Namun, untuk mewujudkannya tak semudah seperti yang dibayangkan.  Iman mengaku bahwa pihaknya kesulitan merealisasikan rencana itu lantaran surat perizinan saat itu tidak mendapat respon.

Meski sempat tertunda, Iman dan relawan lain akhirnya mendapatkan kesempatan untuk membuka kembali lapak baca yang telah mereka upayakan selama ini.[]

 

Penulis: Agnes Millendhiya (Magang)

Foto: Sekli

Editor: Bagus K.

Leave a Reply