Nona Berkacamata

Di balik kaca pada matamu Rasa ini mulai hilang terbang Dan fikiran mulai kehilangan kata-kata Rindu tak lagi berbentuk, hanya sisa gas senyawa   Di kursi yang sama kita bertegur sapaa Di antara kumbang dan bunga kita bertatap mata Memulai cakap dengan senyuman Sejak saat itu aku kehilangan kata   Di antara angin dan malam…

Read More

Puisi-puisi Mario

Pelik-Pelik Orang Pesisir   Rongga penciuman menangkap amis Palelangan Ikan bertubuh ramai Keramaian beriman istiadat Menari adat tuk kepadanya sang lautan   Menyusun rahmat menjadi syukur Beriringan derai-derai jantung biru pekat Melepas kembali nikmat darinya kepadanya   “Bersetubulah dengan kami, kami akan menyurat janji. Kiat-kiat dirimu yang tidak akan kami siakan, Ambilah jiwa keimanan kami”…

Read More

Sesekali Memasihkan Bapak

Waktu masih setinggi tunas kelapa bapak sesekali mengamit badan lalu memastikan setiap sayang sudah melumuri muka karena ia yakin dinasnya sampai petang.   Kalau pulang aku yang masih versi kemasan akan menyambanginya di depan rumah sambil merentangkan tangan meminta dekapan.   Kadang-kadang pulang membawa kotak mainan mahal–mahal kasih sayang. Karena dilumuri oleh pelumas badan ketika…

Read More

Dear My Self

Dear my self, Aku tak tau usaha mana yang ku lakukan yang mengantarkan mu pada kesuksesan. Aku juga tidak tau secara pasti apa yang sedang ku lakukan. Tapi ku yakin, kita sedang membuat pola. Entah pola apapun itu jadinya dimasa depan. Bukankah kau dititik ini merupakan hasil dari lompatan-lompatan energi yang kau lakukan? Bukankah kau…

Read More

Ketika Rembulan Menangis

Di tengah keheningan malam yang sunyi, terhamparlah seorang di bawah rembulan pucat. Wajahnya terpukul oleh beban yang tak terlihat, langkahnya terombang-ambing di lautan pikiran.   Ketika rembulan menangis Air mata berkilauan di langit gelap, menyisakan jejak-jejak kepedihan di setiap sudut hati. Seseorang itu terus meraba-raba di dalam kegelapan, menyusuri lorong-lorong pikiran yang menjadi catatan dalam…

Read More

Abad-Abad Alibi

Batang-batang itu kian berguguran Mencongkeli tiap-tiap permukaan tanah Tak harap dan heran Katanya untuk sangu makan Biar makmur dengan gedung bagai papan-papan   Sejuk-sejuk terlalu ambisi dihisapi Dihisap habis, dikeruk habis, disesapi keris Rindang-rindang kini Jadilah gonjang-ganjing sini Rusak sudah cipta Brahma wujud rongga kepala Brahmi   Muntah-muntahkan kias abdi Tak sekali-kali ubah rindang jadi…

Read More

Istriku Menyiapkan Sarapan

aku dibangunkan oleh bau bumbu kuah sup yang ditumis istriku di dapur. aku kurang hafal bumbu dapur apa saja yang diraciknya, tapi yang aku tahu sebelum dijerang ke wajan panas, tentulah ia semula telah menghaluskannya di cowek tanggung yang ia tawar di pasar minggu. anak sulung tidak lagi ada di ranjang, ia mesti sudah dalam…

Read More