kulihat ayah sedang terkantuk-kantuk di meja kerjanya
rokoknya masih menempel pada bibir yang semakin menghitam
batuknya masih sering mengamuk sesekali
seharian ia menghabiskan waktu melukis bunga-bunga di kertas usangnya,
dari pojokan kulihat ia mewarnai bunga-bunga dengan tangisnya
tak ada warna terang sedikitpun di gambarnya
sejenak ia tertidur, sangat lelap,
dan sepertinya selamanya,
dan aku mengizinkan ia pulang kepada kekasihnya
matahari datang terlalu dini mengurapi tubuhnya,
tubuhnya yang berguguran pada langit-langit ruangan dan halaman belakang buku harian
setelahnya aku berpikir
haruskah kutabur bunga-bunga itu di atas tidurnya
atau haruskah kulukiskan lagi kesedihan-kesedihan yang lain di kertas usang miliknya?
penulis: Ridho Ismail
ilustrasi: Anabela