Jember, Tegalboto – Pembangunan Rumah Sakit Perguruan Tinggi Negeri (RSPTN) Universitas Jember (UNEJ) tahap pertama resmi dibuka sejak (8/12/2023) di Kecamatan Patrang. Lokasi pembangunan RSPTN mengundang tanggapan positif dan negatif dari mahasiswa UNEJ.
Adenia, sebagai mahasiswa Fakultas Kedokteran angkatan 2023 menanggapi dengan positif, bahwa lokasi RSPTN strategis dan menguntungkan. “Menurutku strategis ya, baik untuk mahasiswa dan dokternya. Misal dokter lagi ada di RS ini, terus tiba-tiba ada kepentingan di RS lain, jadi nggak terlalu buang waktu,” imbuhnya.
Di sisi lain, mahasiswa non kesehatan memiliki perspektif berbeda dengan mahasiswa rumpun kesehatan. Gentry, sebagai mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya angkatan 2022 menyampaikan bahwa pemilihan lokasi RSPTN harus jelas dengan tujuan pembangunannya. “Kalau di Patrang itu terlalu jauh sih, apalagi deket sama RS Soebandi yang experience-nya lebih banyak,” jelasnya.
Ia juga menambahkan saran dan kritik jika tujuan pembangunan RSPTN untuk masyarakat, seharusnya menjangkau lebih luas, “kalau lokasi harusnya disesuaikan tujuannya, apakah untuk masyarakat atau hanya digunakan untuk praktik mahasiswa kedokteran. Kalau tujuannya untuk masyarakat, sekalian yang jauh di wilayah yang butuh fasilitas kesehatan,” tegasnya.
Perspektif kontra terkait lokasi RSPTN juga diungkapkan oleh Julian Virdaus, mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya angkatan 2022. “Tempatnya agak nanggung, jadi merasa tujuannya sia-sia kalau di Patrang,” ungkapnya.
Julian melanjutkan tanggapan dari Gentry sekaligus mempertegas ketidaksetujuannya dengan pemilihan lokasi RSPTN, “kenapa gak dibuat di tempat lain yang lebih membutuhkan fasilitas kesehatan, terutama di daerah selatan yang emang kurang fasilitas kesehatannya,” imbuhnya.
Perbedaan tanggapan terkait lokasi RSPTN terlihat jelas antara mahasiswa kesehatan yang mendukung karena dinilai mempermudah urusan. Sebaliknya, mahasiswa non-kesehatan cenderung kontra dan mempertanyakan relevansi lokasi rumah sakit dengan tujuan pembangunannya.
penulis: Nia Damayanti, Puteri Yang Dinanti dan Naufal In’ami
editor: Haikal
Pers Tegalboto
Menuju Pencerahan Masyarakat