Kau Sebut Ia Wanita
karya: Anisa Tsani Nabila
Yang bertelanjang dada dengan sejarik kain sobek mengaga di pahanya
Menari menarik hasrat para jantan yang haus nafsu
Tawa lepas menggerai gelombang rambutnya
Berbaris dipilah untuk pemuas belaka
Bunuh aku
Kala seluruh kau mengartikan sama dengan itu
Bunuh aku
Jika pikirmu kami sekedar selakangan terbuka
Aku Wanita
Jauh dari diri pelayan mastrubasi
Aku yang hidup atas getar kakiku sendiri
Mengangkat dagu mengangkat derajat
Aku Wanita
Hidup dari detak yang penuh cinta
Mengalir kasih dalam tiap aliran atma
Mata lentik yang indah
Atau bibir manis yang merdu bersuara segala rupawan dunia
Jiwanya menjadi jantung ibu pertiwi
Maka perkenalkan Aku Wanita
Bukan yang katamu Wanita,
Atau jalang yang kau pelihara
Tentang penulis: Gadis bumi Pandhalungan, kulit eksotis dengan alis panjang menjulang dengan postur tubuh tinggi setengah berisi. Menjadi pecandu asmara yang berbahasa diksi sastra. Pena nya terus mengais banyak puisi pada renggang waktu. Ia duduk tertegun meneguk ilmu di dunia pendidikan bahasa dan sastra Indonesia. Diawal usianya kepala dua, ia masih terus mengais banyak cerita tentang cinta atau cita cita. Bertanya tentang hidupnya, 25 februari ditahun kelam Tsunami Aceh menjadi awal hidupnya. Maka perkenalkan Anisa Tsani Nabila dengan penuh cinta kau bisa memanggilnya, Nabila.
Harapan Kehidupan
karya : Andini Handoyo Putri
Gemerlap sinar yang menyilaukan mata
Bunyi benda besi yang bergesekan
Nyeri yang begitu dingin
Hingga membuat mati rasa
Rasanya antara hidup dan mati
Jika dirinya bisa bertanya
Siapa yang rela tubuhnya disayati
Siapa yang rela tubuhnya dikuliti
Siapa yang rela berada antara hidup dan mati
Sakit nyeri tertahan hingga dunia pun terasa sunyi
Apa yang membuat sosokmu begitu kuat
Harapanmu jelas akan sosok kecil itu
Tuk bisa menghirup udara yang sama denganmu
Hingga tubuhmu pun tak kau pedulikan
Biar suntikan tusukan hingga sayatan
Bahkan nyawa kau pertaruhkan
Fisikmu lemah diambang kematian
Namun batinmu bergema
Menyorakkan kehidupan
Yang kelak memanggilmu “ibu”
Tentang Penulis: Seorang gadis dengan pengikat kain warna warni favorit di kepalanya, memilih feminim menjadi ciri khasnya dan tidak bisa dipungkiri bahwa ia juga suka membahas soal isu Feminisme dengan semangat membara. Seorang gadis yang kini menyandang status mahasiswa Ilmu Sejarah pengagum karya sastra. Ketertarikan akan dunia sastra dan seni membuatnya tertarik bergabung dalam keanggotaan Dewan Kesenian Kampus di Fakultas tempat Ia menimba ilmu. Ia adalah Andini Handoyo Putri yang dengan penuh kasih orang biasa memanggilnya, Andini.
Ilustrasi: Anabela Septyana
Pers Tegalboto
Menuju Pencerahan Masyarakat