Judul: We Live In Time
Genre: Drama, Romance, Comedy
Jadwal Tayang: 22 November 2024
Durasi: 108 menit
Sutradara: John Crowley
Pemain: Andrew Garfield, Florence Pugh, Grace Delaney
Peresensi: Khurien Rahma
Production house A24 kembali menunjukkan taringnya di dunia hollywood dengan merilis film drama romansa berjudul “We Live In Time”. Ini adalah film kedua yang dirilis oleh A24 pada tahun 2024. Film yang dibintangi oleh dua aktor papan atas yakni Andrew Garfield dan Florence Pugh ini memilih kota London sebagai latar tempat film ini. Seperti yang dapat terlihat dari posternya, We Live In Time bercerita tentang hubungan romansa sepasang kekasih yakni Tobias dan Almut. Tobias yang merupakan pegawai IT dari sebuah produk makanan sereal terkenal dan Almut yang merupakan chef yang memiliki restoran dengan bintang Michelin. Kisah mereka dimulai ketika Almut tidak sengaja menabrak Tobias dan berujung perkenalan di antara keduanya terjadi.
Dalam segi cerita, film ini tidak menawarkan sesuatu yang baru sebetulnya. Premis dengan formula dua orang bertemu secara tidak sengaja yang kemudian memutuskan untuk berkenalan lebih jauh sudah sangat mudah ditemui di berbagai film drama romansa lain. Tetapi memang semua adegan klise tersebut sama sekali tidak menimbulkan kesan cringe karena akting Andrew dan Florence sangat memuaskan. Dua aktor yang sama-sama pernah mendapatkan nominasi Piala Oscar ini memang tidak pernah berhenti membuat penikmat film, terlebih penggemarnya, untuk merasa kagum atas bakat yang mereka miliki. Kemistri yang terlihat dari keduanya pun tidak kalah ciamik. Adegan demi adegan justru semakin membuat penontonnya yakin bahwa mereka hanya dua manusia yang sedang mengalami fase jatuh cinta.
Hal lain yang membuat film ini lebih dapat dinikmati oleh banyak kalangan adalah karena kedua karakter utama dalam film ini betul-betul digambarkan selayaknya manusia biasa. Tidak ada yang betul-betul baik hati bak malaikat, ataupun jahat dan tidak berperikemanusiaan. Tobias dengan karakter laki-laki di usia pertengahan tiga puluh tahun yang mengharapkan keseriusan pada hubungannya dengan Almut diperlihatkan dengan sangat apik oleh Andrew Garfield. Sedangkan Almut yang terkesan lebih santai dan tidak mau terburu-buru saat sedang menjalin hubungan, tetapi fokus untuk mengejar karir juga cocok dimainkan oleh Florence Pugh.
Yang paling membedakan film ini dengan film-film drama romansa lainnya adalah penggunaan timeline yang tidak linier dan bahkan cenderung tidak diberikan perbedaan yang signifikan mengenai latar waktu dari masing-masing adegan. Sehingga penonton memang harus selalu menebak-nebak ketika terjadi perpindahan dari satu adegan ke adegan yang lain. Penggunaan teknis yang cukup riskan sebetulnya, tetapi John Crowley sebagai sutradara membuktikan bahwa justru penggunaan timeline tidak linier pada film ini adalah pilihan yang paling tepat. Jika film ini disampaikan dengan penggunaan timeline yang linier, justru membuat film ini tidak ada bedanya dengan film-film drama romansa yang lain. Perasaan yang ingin disampaikan pun tidak akan terlalu menyentuh ke dalam setiap hati para penontonnya. Meskipun sudah menonton sebanyak dua kali, penulis masih belum bisa menebak alasan dari penyusunan timeline dibuat seperti itu. Tetapi justru karena film disajikan dengan tidak linier, penonton dapat lebih merasakan semua hal yang ingin disampaikan oleh kedua aktor di film ini.
Tidak terlihat juga hasil editing yang melibatkan banyak teknik-teknik baru dalam film ini. Nampak sederhana dan meninggalkan kesan klasik yang tetap cantik. Tetapi hal tersebut didasari karena sinematografi yang memang sangat memanjakan mata. Sudut-sudut pengambilan gambar yang cenderung tidak mengeksploitasi setiap karakter pada film ini membuat film ini tidak meninggalkan kesan yang menyedihkan untuk dilihat. Penonton justru bisa berempati terhadap setiap pilihan yang dilakukan oleh dua karakter utama pada film ini. Keputusan untuk terus tetap fokus hanya pada plot utama juga membuat penonton lebih menikmati perkembangan dari dua karakter saja.
Akhir kata, We Live In Time merupakan angin segar dalam genre drama romansa di akhir tahun. Pendekatan yang berbeda justru membuat film ini bak lukisan yang ingin membuat penontonnya merasakan semua hal yang dialami oleh dua karakter utamanya dalam satu waktu. Durasi film yang tidak sampai dua jam juga membuktikan film ini tidak berkesan terlalu bertele-tele. Film ini juga menjadi pembuktian bahwa A24 akan selalu merilis film-film yang layak ditunggu oleh penikmat film. Penilaian pribadi penulis untuk film ini adalah 8/10.
Penulis: Khurien Rahma
Editor: Haikal