Harusnya Ia Menyesap Kopi Sedikit Demi Sedikit

Ia punya kebiasaan buruk meminum setenggak kopi segelas bagian bapaknya ataupun yang ibunya buatkan untuknya, setiap pagi. Dikatakan kebiasaan buruk karena ia bebal kala beberapa kali dinasihati oleh orang tuanya. “Untuk remaja sepertimu tidak baik minum kopi sebelum perutmu terisi apa-apa, apalagi meminumnya dalam setenggak sekaligus.” Itu suara kekhawatiran ibunya ketika masih menjerang air untuk…

Read More

Cerpen “Ibu Bumi Abah”

Aku kangen dengan semangat hidupnya. Saat aku masih kecil dulu, hidupnya sungguh bergairah. Aku masih ingat dengan semangatnya ketika mengajariku cara menyeduh akar Kayu Bajakah. “Kalau kamu minum ini, Nak. Dijamin tubuhmu akan tetap bugar. Dirimu juga cepat besar. Mau, kan, kekar dan sehat seperti Abah-mu ini?” aku selalu mengangguk dengan semangat, “Nah, kalau mau,…

Read More

Cerpen “Percakapan di Kereta”

Kereta sudah mulai berjalan ketika aku menemukan kursiku: 19A. Jalur Ketapang-Jember adalah kesukaanku—lebih tepatnya, aku memang hanya pernah menempuh jalur ini. Tepat di depan kursiku, yang sandarannya tegak 45 derajat (gerbong ekonomi yang agak membuat pegal pinggang!) ada seorang wanita dengan dua anaknya, lebih tepatnya: balita dan bayinya. Aku memang sedang terburu, tak terpikirkan olehku…

Read More

Jaka Ndhelik dan Kesaksiannya

Jaka Ndhelik merasa bahwa ia adalah anak gembala paling bahagia di kehidupannya. Meski orang mengira hidupnya susah, ia merasa tak sungguh demikian. Ia adalah satu-satunya yang bersyukur hidup sebagai anak gembala. Ia tak belajar pada guru di sekolah, namun ia belajar dari kehidupan sesungguhnya lewat profesinya sebagai gembala. Ia tak kaya dari uang saku yang…

Read More