Gelar TB Schule Pertama: Membedah Sejarah Tokoh Pergerakan Mahasiswa Melalui Film “Gie”

JEMBER, TEGALBOTO-Sabtu 16 Maret 2024 Unit Kegiatan Mahasiswa Pers Kampus (UKMPK) Tegalboto menyelenggarakan bedah film salah satu tokoh pergerakan mahasiswa yaitu So Ho Gie dengan judul “Gie” produksi Miles Film. Acara ini diselenggarakan sebagai bentuk kegiatan rutinan program kerja UKMPK Tegalboto yaitu TB Schule. Selain dihadiri oleh seluruh anggota, UKMPK Tegalboto acara ini juga dihadiri oleh tiga mahasiwa Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM). Ariel Kusuma Wardana dan Ajeng Dwi Intan Febriana yang menjadi pemantik dalam diskusi bedah film.

Film yang diangkat sebagai bahan diskusi merupakan film genre biografi Indonesia. Disutradarai oleh Riri Riza, film ini diangkat berdasarkan buku Catatan Seorang Demonstran karya Soe Hok Gie. Film ini telah dirilis dan tayang diseluruh bioskop Indonesia pada tanggal 14 Juli 2005. Mengangkat tema tentang sosok pribadi dan perjuangan So Ho Gie, seorang aktivis yang terkenal kritis dan idealis. Menggambarkan kegigihan mahasiswa yang hidup di masa orde lama. Inilah yang menjadi salah satu alasan kenapa film tersebut dipilih untuk dibedah dalam kegiatan rutinan Tb Schule.

Untuk efisiensi waktu seluruh peserta diskusi diminta menonton film ini terlebih dahulu sebelum hari h kegiatan. Sehingga acara ini tidak perlu diawali dengan pemutaran film, melainkan langsung masuk pada tahap pemaparan ulasan film oleh pemantik serta dilanjutkan dengan diskusi bersama-sama.

Seluruh peserta sangat antusias yang dibuktikan pada saat sesi diskusi banyak mahasiswa yang menyampaikan argumen-argumen mereka yang beraneka ragam. Sebut saja Andre, mahasiswa PMM yang ada di Universitas Jember memberikan sebuah pendapat yang cukup menarik yakni mengaitkan kisah kegigihan dan keberanian sosok Gie dengan perilaku etika. Menurutnya di era saat ini untuk meneruskan perjuangan Gie itu sedikit sulit karena seringkali keberanian dianggap tidak sopan atau bahkan tidak beretika bahkan dianggap melanggar norma-norma sosial yang ada. Contoh kecil seperti di lingkup universitas terkadang ada mahasiswa yang tidak berani menyampaikan aspirasinya karena takut dianggap tidak sopan dan melanggar etika.

Dalam konteks etika, perilaku Gie mengajarkan kita pentingnya mempertahankan integritas moral dalam menghadapi tekanan sosial dan norma-norma yang mungkin bertentangan dengan idealisme kita. Meskipun dianggap tidak sopan atau tidak beretika oleh sebagian orang, keberanian Gie menunjukkan bahwa untuk memperjuangkan kebenaran dan keadilan, kita perlu bersikap tegas dan tidak perlu takut akan pandangan orang lain.

Setelah diskusi berakhir kemudian dilanjut dengan sesi foto bersama seluruh peserta diskusi. Acara bedah film ini berjalan dengan lancar. Di akhir acara Ajeng Dwi Intan Febriana selaku pemantik pada kegiatan bedah film tersebut sedikit memberikan sebuah pesan penutup.

“Semoga kegiatan bedah film “Gie” pada hari ini dapat memberikan insight yang baik untuk kita semua, dapat menginspirasi dan menciptakan perubahan positif dalam hidup kita dan masyarakat di sekitar kita. Terima kasih kepada semua peserta yang telah berpartisipasi aktif dalam acara bedah film ini”. tutupnya.

Penulis: Nilna Khoirun Amila

Editor: Fatmawati

Foto: Nafisa Dewi

 

Pers Tegalboto

Menuju Pencerahan Masyarakat

Leave a Reply