Museum Huruf Jember Mengadakan Pelatihan Aksara Kaganga

Tegalboto – Memperingati hari jadi yang ke-2, Museum Huruf Jember mengadakan serangkaian acara dengan tema “Litera Aksara” yang dimulai pada hari Minggu (25/08/2019). Sebagai pembukaan, diadakan kelas pelatihan dan lukis produk aksara kaganga di Museum Huruf yang terletak di Jl. Bengawan Solo 27 tersebut. Kami (Tegalboto) juga turut menghadiri kegiatan yang dilangsungkan sejak pukul 10.00 WIB hingga tepat tengah hari itu.

Mengundang Drs. Ahmad Rapanie, M.Si. yang merupakan salah satu peneliti aksara kaganga dari Dinas Kebudayaan Sumatera Selatan sebagai pelatih, para peserta dikenalkan pada aksara kuno yang sudah tidak digunakan sejak masuknya kekuasaan Majapahit tersebut. Sebagai pelengkap acara pagi hari itu, peserta diberi selembar kain yang kemudian diisi dengan lukisan aksara kaganga sesuai kreativitas untuk kemudian dapat disimpan dan dibawa pulang.

Terdapat 3 jenis media yang dulunya digunakan untuk menulis aksara satu ini, yaitu: kulit kayu, potongan bambu, dan tanduk kerbau. Sebagai peninggalan yang masih tersisa, aksara di atas kulit kayu masih disimpan dan dijadikan pusaka turun temurun oleh beberapa keluarga. Jumlah aksara kaganga sendiri adalah 28, belum termasuk sandangan (pelengkap) serta beberapa simbol yang unik, seperti simbol matahari sebagai pembuka tulisan, dan simbol lingkaran serta garis sebagai pembunuh lafal aksara. “Selain itu, aksara ini digunakan oleh beberapa wilayah dengan beragam dialek sehingga menimbulkan banyak variasi penulisan.” tutur Rapanie yang tengah menjelaskan sejarah dari aksara kaganga di Sumatera Selatan saat itu.

Meskipun baru berdiri selama 2 tahun, beberapa peserta mengaku pernah mengikuti pelatihan-pelatihan lain sebelum ini di Museum Huruf. Hal tersebut juga dibenarkan oleh Yogi, bahwa sebelum ini juga terdapat beberapa acara seperti pelatihan aksara jepang. Selain itu, Yogi yang saat itu menjadi MC pelatihan aksara kaganga juga menuturkan bahwa Museum Huruf adalah museum pertama yang ada di Jember “Jadi pertama itu memang kita ingin mendirikan museum, karena di Jember sendiri belum ada.”

Setelah pelatihan aksara kaganga bersama ahlinya langsung, para peserta juga diajak untuk datang kembali pada malam harinya, di mana diadakan bazar serta pameran fotografi. Terakhir, berdasarkan undangan yang kami terima, serangkaian acara di Museum Huruf akan ditutup pada tanggal 30 Agustus 2019 dengan mengadakan pentas seni dan dongeng.[]

 

 

Editor: Endah Prasetyo

Leave a Reply