Pasca Uji Coba Barrier Gate, Apa Pendapat Mahasiswa?

Jember-Tegalboto, Universitas Jember telah memberlakukan uji coba penggunaan barrier gate atau palang pintu masuk otomatis mulai tanggal 26 Februari 2024 lalu. Uji coba tersebut dilakukan di beberapa titik pintu masuk kampus, yakni gerbang utama double way Jalan Kalimantan, gerbang Jalan Kalimantan 1/UMC, gerbang Jalan Mastrip/Rumah Sakit Gigi, Jalan Kalimantan/FTP, dan gerbang Jalan Jawa/Fakultas Ekonomi dan Bisnis.

UKMPK Tegalboto menginisiasi mengumpulkan pendapat mahasiswa secara random melalui perangkat Google Formulir untuk mahasiswa menanggapi pengoperasian barrier gate sejauh ini. UKMPK Tegalboto mendapati hampir semua responden berpendapat palang pintu otomatis tidak efektif/belum efektif. Beberapa alasan kami rangkum untuk disajikan sebagai berikut.

Beberapa mahasiswa menyayangkan minimnya sosialisasi mengenai barrier gate sehingga mahasiswa berpendapat belum mengerti mekanismenya dengan jelas beserta fungsinya. Hal ini dibarengi dengan pemberlakuan sistemnya yang belum terstruktur baik sebagaimana klaim seorang mahasiswa yang berujar, “sistem yang kurang terstruktur jika dijalankan sempat menghambat mahasiswa yang mungkin terburu-buru, juga pemberlakuannya tidak jelas. Jadi pas kita masuk kita menggunakan portal tersebut dan ketika pulang portal sudah terbuka semua dan tidak perlu memberikan kembali tiket yang didapat saat masuk sehingga tidak memenuhi fungsi dari portal itu sendiri.”

Tahap uji coba yang dilakukan diklaim beberapa mahasiswa tidak memiliki dampak signifikan untuk tujuan keamanan dan pembentukan kebiasaan baru. Hal yang santer dikeluhkan adalah soal kemacetan yang menjadi momok baru walaupun harus diakui mobilitas di jalur utama kampus menjadi lebih melambat. Kekesalan terhadap kemacetan yang terjadi pada saat uji coba menjadi pertimbangan seorang mahasiswa untuk menyoal terkait dampak keamanan yang belum ia lihat. “Tidak ada perbedaan signifikan selama penerapan uji coba. Jika ada alasan pengamanan lingkungan kampus saya rasa penerapan pengamanan di lingkungan fakultas sudah cukup aman dan pengamanan lingkungan lain selain fakultas juga sudah cukup aman dengan adanya satpam yang berjaga di kantong-kantong parkir,” tulis seorang mahasiswa.

Terdapat banyak sekali kritik dan saran yang dilayangkan mengenai persoalan ini. Sebagian besar mahasiswa tidak setuju penindaklanjutan pemberlakuan portal pintu masuk otomatis ini sebab beberapa alasan tersebut di muka. Sebaliknya, mereka menginginkan sistem yang seperti sedia kala atau bahkan solusi lain berupa pemindahan penempatan portal di fakultas masing-masing jika memang pihak universitas tetap mengejar tujuan keamanan. Ada pula yang berpendapat bahwa portal tidak diperlukan dan yang bisa dilakukan untuk memperketat keamanan ialah dengan menambah jumlah satpam dan juga penggunaan cctv.

Sebagian mahasiswa yang setuju dengan pemberlakuan portal pintu masuk ini turut memberikan masukan, seperti penggantian tiket karcis dengan Kartu Tanda Mahasiswa (KTM) sehingga mengurangi sampah kertas dan mencegah adanya masalah karcis yang hilang. Penerapan portal pintu masuk ini juga diminta konsisten, tak hanya jadi formalitas belaka, dan terus diawasi. Apalagi baru memasuki tahap uji coba supaya dapat meyakinkan sivitas akademika sehingga barrier gate akan dengan sendirinya mendapat dukungan penuh semua pihak alih-alih menimbulkan pesimisme. Sampai sekarang portal pintu masuk tampak belum beroperasi normal dan dijalankan secara penuh. Belum ada informasi lebih lanjut mengenai hal ini.

 

Penulis: Naura Nisrina Rasyida

Editor: Haikal F

Foto: Alya Aurellia A

 

Pers Tegalboto

Menuju Pencerahan Masyarakat

 

Leave a Reply