Rencana Lahirnya UKM Literasi UNEJ Melalui Kegiatan Merdekaart

Jember, Tegalboto– Komunitas Literasi Universitas Jember (UNEJ) sukses menggelar pertunjukan perdana bertajuk “Merdekart” Sabtu (16/08/2025) di panggung terbuka Gedung Ir. Soekarno. Acara diikuti oleh mahasiswa, dosen dan sastrawan dari berbagai kalangan yang menampilkan berbagai jenis pertunjukan seperti puisi, reog, tari, dan menyanyi. Merdekart diadakan untuk menghormati hari kemerdekaan Republik Indonesia ke-80 sekaligus upaya mendorong kegiatan literasi di UNEJ.

Dalam sambutannya, Bapak Barlean Bagus sebagai Pembina Komunitas Literasi UNEJ menyampaikan  bahwa komunitas ini direncanakan akan diresmikan sebagai Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) di UNEJ  tahun depan. “Insyaallah kami perdana mengumumkan diri menjadi sebuah UKM, mungkin tahun depan kami akan menjadi sebuah UKM, mudah-mudahan terkabul dan dilancarkan,”  ungkap Pak Barlean.

Lebih lanjut Barlean berharap, agar terbentuk regulasi oleh para pengurus UKM Literasi UNEJ sehingga mampu menciptakan ruang gerak yang lebih bebas. “Harapan saya kepada teman-teman Komunitas Literasi UNEJ, mampu menjalankan komunitas ini sampai bisa menciptakan regulasi tentang UKM sehingga ruang geraknya bisa lebih bebas lagi,” sambungnya.

Bayu Lezka, dari FISIP selaku Ketua Panitia Merdekart, menjelaskan bahwa puisi-puisi yang dibawakan oleh para talent sejalan dengan tema acara ini yaitu Kemerdekaan. “Sesuai dengan tema kemerdekaan, kita perlu bebas, merdeka itu kan bebas mengekspresikan apapun,” pungkasnya.

Sebagai penampil pertama, Profesor Taufiq dosen Fakultas Ilmu Budaya membacakan puisi karyanya dengan judul “Yang Merdeka Yang Masih Terluka”. Puisinya berisi mengenai dua negara yakni Indonesia dan Malaysia yang dulu pernah berkomitmen untuk merdeka bersama. Selain itu puisi ini juga ingin mengartikulasikan secara substantif makna “merdeka” dari beberapa tokoh terkemuka dua negara tersebut.

Seperti yang disampaikan oleh Nur, Caca, dan Vivi usai menonton acara tersebut. “Ini salah satu acara yang menurut saya itu perpaduan yang tidak biasa terjadi. Sesuai dengan nama acaranya yaitu “Merdekart” jadi di sini saya mengartikannya tidak hanya acara ini menjadi peringatan untuk hari kemerdekaan tetapi juga menggabungkannya dengan seni lainnya,” pungkas mereka.

Namun, dibalik kemeriahan tersebut ada catatan penting terkait promosi acara yang dinilai masih kurang gencar sehingga penonton yang datang masih kurang ramai. “Sangat disayangkan semua orang atau banyak orang belum tahu adanya acara ini karena mungkin promosinya kurang kuat ya mungkin bisa dikuatkan lagi agar orang lebih tahu dan lebih banyak penonton yang hadir,” sambung salah satu penonton.

Acara berlangsung hingga larut malam dan ditutup dengan penampilan menyanyi oleh UKM Kesenian Sembur Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.

 

Pewarta: Shafa Salsabila R.

Penyunting: Nadiyah

 

Pers Tegalboto

Menuju Pencerahan Masyarakat

 

 

Leave a Reply