THE INSIDER: Tak Berhenti Di Tengah Jalan

Di pagi yang sibuk itu pula Lowell mendapatkan sebuah paket tanpa nama yang di dalamnya terdapat  laporan “Propensitas Pembakaran” referensi P.M (Phillip Morris). Data dalam laporan tersebut tidak bisa dibaca oleh Lowell ataupun istrinya. Dari situ ia menghubungi Doug Oliver untuk dikenalkan kepada seorang konsultan yang mampu menerjemahkan data ilmiah dalam laporan tersebut.

Disitulah awal mula masalah dalam film berdurasi 02.37.46, The Insider dimulai. Dari Doug Oliver, Lowell dihubungkan kepada seorang konsultan bernama Jeffery Wigard. Telepon pertama Lowell tidak disambut baik oleh istri Jeff. Saat itu kondisi rumah tangga Jeff dirundung masalah. Jeff dipecat dari tempat kerjanya tanpa alasan yang jelas. Sang istri mengkhawatirkan kelangsungan kehidupan mereka. Rumah dan mobil yang belum lunas, jaminan kesehatan yang sangat penting karena putri sulung mereka mengidap asma akut.

Jeff baru merespon Lowell lewat faksimile dan lobi hotel Seelbach di Louisuille menjadi tempat pertemuan pertama mereka. Pola komunikasi diantara mereka sejak awal dilakukan dengan sangat hati-hati. Namun, niatan Jeff untuk menerjemahkan data yang diberikan Lowell langsung terendus oleh mantan perusahaan tempat Jeff dulu bekerja, Brown & Williamson Tobacco Company sebagai kepala penelitian dan pengembangan. Thomas Sandefur memanggil Jeff dan dengan perkataan ‘manis’, perjanjian kerahasiaan diperluas. Jika Jeff tidak mau menandatangani atau melanggarnya, maka pesangon dan jaminan kesejahteraan dihentikan. Lebih lanjut lagi, Jeff bisa dituntut di pengadilan. Tentu posisi Jeff saat masih bekerja di pabrik rokok terbesar ketiga di Amerika tersebut sangat penting. Banyak rahasia yang diketahui oleh Jeff. Sedikit buka mulut, integritas perusahaan terancam.

Jeff mulai diikuti orang perusahaan. Lewat telepon umum, Jeff marah kepada Lowell karena mengira ia sudah dikhianati. Jeff merasa sebagai narasumber ia dijual bukannya dilindungi. Di tengah hujan, Lowell mendatangi rumah Jeff untuk meluruskan kesalahpahaman yang terjadi.

“Aku jurnalis! Bagaimana aku beroprasi sebagai wartawan? Dengan khianati orang yang memberiku informasi”

“Kau kesini hanya untuk bilang itu?”

“Ada berita atau tidak, persetan dengan beritamu. Aku bukan tipe pengkhianat!”

Lowell Mencari Jalan, Jeff Memberi Kesaksian

Jeff mulai mempercayai Lowell. Saat makan siang di CBS tempatnya bekerja, Lowell berdiskusi dengan timnya di 60 Minutes. Mulanya Lowell memperlihatkan tayangan 7 C.E.O perusahaan raksasa rokok yang bersumpah bahwa nikotin tidak bersifat adiktif. Salah satu dari yang terlibat diskusi itu membeberkan bahwa sangat sulit untuk menguak kebusukan perusahaan rokok ke publik karena kekuatan mereka. Namun Lowell tetap bersikukuh membawa kasus itu untuk ditayangkan dalam 60 Minutes.

Jeff diwawancarai oleh Mike Wallace untuk acara 60 Minutes. Jeff mengungkapkan jika sumpah yang dilakukan Thomas Sandefur di kongres terkait nikotin tidak adiktif merupakan kesaksian palsu. Rokok adalah alat pengiriman nikotin. Brown & Williamson Tobacco Company melakukan impact boosting. Yaitu memanipulasi dan menyesuaikan kadar nikotin. Kimia amonia digunakan secara ekstensif untuk membantu nikotin cepat diserap sehingga mempengaruhi otak dan sistem syaraf. Tidak hanya itu, Brown & Williamson Tobacco Company mengganti coumarin ke rasa yang mirip memberi cita rasa yang sama. Coumarin ini mirip dengan penyebab kanker paru-paru. Karena menentang hal itu, Jeff dipecat dari perusahaan. Dan dari penuturan Jeff ini, Brown & Williamson Tobacco Company secara sadar mengabaikan pertimbangan kesehatan untuk konsumen.

Tak berhenti sampai disitu, Lowell menyuruh Jeff untuk menghubungi Richard Scrugges yang pernah menuntut perusahaan rokok atas nama negara bagian Mississippi. Menerima tawaran Richard Scrugges untuk menjadi saksi di perkara mereka, Jeff terancam hukuman penjara karena ia akan dianggap menghina pengadilan Kentucky.

Rasa Terkhianati dan Ditinggal

Bukan hal mudah untuk membujuk Jeffery Wigand mengungkapkan kebusukan mantan tempatnya bekerja saat ia dibawah perjanjian kerahasiaan. Lowell secara telaten mendekati Jeff dan memahami dilema yang dialaminya. Beberapa kali Lowell menjadi tempat aduan Jeff yang diserang teror. Mulai dari rumah barunya yang diintai, email ancaman pembunuhan sampai peluru yang diletakkan di kotak surat miliknya. Lowell menjadi pendengar yang baik dan selalu mengupayakan perlindungan untuk narasumbernya.

Ketika Jeff berkomitmen untuk mengungkapkan apa yang dia tahu kepada publik, ia harus menerima mendapatkan surat cerai dari istrinya dan hanya bertemu dua kali seminggu dengan kedua putrinya. Ketika ia kembali dari Pascagoula rumahnya telah sepi ditinggal keluarga kecilnya itu. Berapa kalipun ia menengok ruangan-ruangan di dalam rumah tetap saja hanya ada ia seorang diri.  Perasaan hampa pun tak terlelakkan dari hati Jeffery Wigand. Hanya tertinggal sepucuk surat sebagai salam perpisahan.

Sementara itu, Lowell harus menelan pahitnya keputusan korporat CBS yang menganggap hasil wawancara dengan Jeff sebagai ‘gangguan yang salah’. Korporat CBS mengacu pada upaya tim 60 Minutes sebagai pihak ketiga yang mendorong Jeff untuk melanggar perjanjian kerahasiaan sehingga bisa muncul tuntutan atas kerugian akibat gangguan tersebut. Meskipun 60 Minutes telah melakukan verifikasi yang tepat, CBS berpatok pada semakin besar kebenaran yang diungkapkan Jeff maka semakin besar pula kerugian yang akan mereka alami yaitu Brown & Williamson Tobacco Company bisa menguasai CBS. 

Eric Kluster, direktur CBS News memutuskan untuk membuat versi alternatif tanpa wawancara Jeff yang akan ditayangkan. Mereka akan menayangkannya meskipun Lowell tidak setuju akan hal tersebut. Lowell menemukan bahwa yang mendasari keputusan tidak ditayangkannya wawancara Jeff secara lengkap karena tuntutan hukum milyaran dolar oleh Brown & Williamson Tobacco Company dapat merusak penjualan CBS Corporation ke Westinghouse Corporation.

“Orang yang diuntungkan dari merger ini: Helen Caperelli, penasehat hukum CBS News, 3.9 juta dan Eric Kluster, direktur CBS News 1,4 juta”

Namun sayang tidak ada satu pun yang berada di pihak Lowell, bahkan Mike Wallace yang bersama-sama membangun acara 60 Minutes selama 14 tahun sependapat dengan keputusan korporat CBS.

Tak Berhenti Di tengah Jalan

Lowell Bergman sebagai seorang jurnalis memegang prinsipnya untuk menepati apa yang ia bilang akan dilakukan. Setelah keputusan korporat CBS untuk menayangkan versi alternatif, Wall Street Journal menyusun berita riwayat hidup Jeffery Wigand yang selama ini tak diketahui oleh Lowell dan dapat berimbas pada kredibilitas keterangan Jeff tentang manipulasi yang dilakukan Brown & Williamson Tobacco Company.

Meskipun marah pada Jeff yang tidak mengungkapkan semuanya pada dirinya, Lowell tetap berupaya untuk membantah setiap tuduhan dalam laporan tersebut sebelum Wall Street Journal menerbitkannya.

Lowell juga memberitahu Associated Press bahwa CBS tidak menayangkan wawancara dengan Jeff. Akibat dari tindakan tersebut, Lowell dikirim untuk ‘berlibur’. Ditengah liburannya, Lowell mendapati Jeff mengunci dirinya di kamar hotel, duduk diam dengan pandangan kosong. Jeff depresi.

Lebih bertekat, sekembalinya dari ‘liburan’, Lowell menghubungi seseorang bernama Jim yang bekerja di The New York Times. Mendapatkan halaman pertama di The New York Times, Lowell memberikan informasi tentang tekanan yang diberikan CBS Corporate kepada CBS News untuk menarik kembali wawancara dengan ilmuan perusahaan rokok besar.

Mendapatkan tekanan yang demikian, CBS News akhirnya menayangkan hasil wawancara dengan Jeff secara lengkap. Jeffery Wigand bahagia ketika menonton televisi, putrinya melihat kebenaran yang coba diungkapkan sang ayah. Dan akhirnya Lowell Bergman memutuskan untuk keluar dari CBS.

“Ada yang sudah patah disini, tak bisa diperbaiki lagi”

Meninggalkan Mike yang masih termenung, berbalik untuk menatapnya sejenak lalu ia berjalan keluar dari CBS dengan langkah ringan.[]

Leave a Reply